ekompakan dalam bekerja antar pengurus masjid sangat diperlukan baik dalam melaksanakan program maupun dalam upaya memecahkan berbagai kendala dan hambatan yang timbul.
Pengurus masjid yang terdiri dari beberapa orang tersebut, dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Koordinasi dan kerja sama merupakan sifat utama dalam praktek berorganisasi. Kekompakan dalam bekerja antar pengurus masjid sangat diperlukan baik dalam
melaksanakan program maupun dalam upaya memecahkan berbagai kendala dan hambatan yang timbul.
Kekompakan pengurus masjid sangat berpengaruh terhadap kehidupan masjid. Kegiatan-kegiatan masjid akan berjalan baik dan sukses apabila dilaksanakan oleh pengurus yang kompak bekerjasama. Berbagai kendala dan hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan akan mudah diatasi oleh pengurus yang kompak bahu membahu. Tanpa pengurus masjid yang kompak, misalnya Ketua dan Sekretarisnya berjalan sendiri-sendiri atau salah satunya tidak aktif, maka yang terjadi adalah
kepincangan dalam kepengurusan yang berakibat kegiatan masjid terganggu dan lumpuh. Oleh karena itu, pengurus masjid paling tidak harus memiliki karakter saling pengertian, tolong menolong dan mau nasehat menasehati agar semuanya berjalan dengan baik
a. Saling pengertian
Setiap pengurus perlu memiliki sikap saling pengertian, dengan menyadari perbedaan fungsi dan kedudukan masing-masing. Mereka dilarang saling mencampuri urusan dan wewenang, juga tidak dibenarkan saling menghambat. Apabila seorang pengurus berhalangan dan tidak dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh pengertian, pengurus yang lain menggantikannya. Sebaliknya, bila salah seorang pengurus bertindak keliru, yang lain meluruskannya. Yang diluruskan degan penuh pengertian harus menerimanya. Tumbuhnya saling pengertian di antara pengurus masjid, insya Allah, merekat kekompakan dan keutuhan sesama pengurus.
b. Tolong menolong
Pengurus masjid juga perlu memiliki rasa tolong-menolong atau
berusaha untuk saling menolong. Praktek tolong-menolong itu pertamatama
tentu menyangkut hubungan kerja. Bila ada pengurus yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas, pengurus yang lain
berusaha menolong dan membantunya jika suasana seperti itu tidak
ada, terhambatnya pelaksanaan tugas tentu akan dirasakan dampaknya
oleh seluruh pengurus.
Akan menjadi lebih harmonis jika iklim positip di dalam hubungan kerja itu diterapkan dalam hubungan pribadi dan keluarga. Ketika salah seorang pengurus tertimpa musibah, misalnya, pengurus yang lain berusaha menolong dan membantunya, sekurang-kurangnya mereka datang berkunjung.
c. Nasehat menasehati
Sesama pengurus masjid juga perlu saling menasehati. Apabila ada pengurus yang berbuat kesalahan dan kekeliruan dalam melaksanakan tugas, ia harus dengan senang hati menerima teguran dan saran-saran dari pengurus yang lain. Dalam kapasitas sebagai Ketua, misalnya, ia berwenang menegur dan menasehati stafnya, tetapi di sisi lain diapun harus bersedia dinasehati, menerima saran dan bila perlu kritik dari stafnya, tanpa harus merasa tersinggung dan marah Hidupnya suasana saling pengertian, tolong-menolong dan saling menasehati sesama pengurus memungkinkan seluruh pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan baik, lancar dan mencapai sasaran yang telah digariskan. Kekompakan pengurus masjid akan terpelihara dengan ajeg jika seluruh personil bersungguh-sungguh membinanya dan melestarikannya. Sebaliknya, apabila pengurus mengabaikannya yang akan terjadi tentunya rod a organisasi menggelinding secara terpatah-patah.***risalahmasjid/sumber jurnal oleh Aziz Muslim
melaksanakan program maupun dalam upaya memecahkan berbagai kendala dan hambatan yang timbul.
Kekompakan pengurus masjid sangat berpengaruh terhadap kehidupan masjid. Kegiatan-kegiatan masjid akan berjalan baik dan sukses apabila dilaksanakan oleh pengurus yang kompak bekerjasama. Berbagai kendala dan hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan akan mudah diatasi oleh pengurus yang kompak bahu membahu. Tanpa pengurus masjid yang kompak, misalnya Ketua dan Sekretarisnya berjalan sendiri-sendiri atau salah satunya tidak aktif, maka yang terjadi adalah
kepincangan dalam kepengurusan yang berakibat kegiatan masjid terganggu dan lumpuh. Oleh karena itu, pengurus masjid paling tidak harus memiliki karakter saling pengertian, tolong menolong dan mau nasehat menasehati agar semuanya berjalan dengan baik
a. Saling pengertian
Setiap pengurus perlu memiliki sikap saling pengertian, dengan menyadari perbedaan fungsi dan kedudukan masing-masing. Mereka dilarang saling mencampuri urusan dan wewenang, juga tidak dibenarkan saling menghambat. Apabila seorang pengurus berhalangan dan tidak dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh pengertian, pengurus yang lain menggantikannya. Sebaliknya, bila salah seorang pengurus bertindak keliru, yang lain meluruskannya. Yang diluruskan degan penuh pengertian harus menerimanya. Tumbuhnya saling pengertian di antara pengurus masjid, insya Allah, merekat kekompakan dan keutuhan sesama pengurus.
b. Tolong menolong
Pengurus masjid juga perlu memiliki rasa tolong-menolong atau
berusaha untuk saling menolong. Praktek tolong-menolong itu pertamatama
tentu menyangkut hubungan kerja. Bila ada pengurus yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas, pengurus yang lain
berusaha menolong dan membantunya jika suasana seperti itu tidak
ada, terhambatnya pelaksanaan tugas tentu akan dirasakan dampaknya
oleh seluruh pengurus.
Akan menjadi lebih harmonis jika iklim positip di dalam hubungan kerja itu diterapkan dalam hubungan pribadi dan keluarga. Ketika salah seorang pengurus tertimpa musibah, misalnya, pengurus yang lain berusaha menolong dan membantunya, sekurang-kurangnya mereka datang berkunjung.
c. Nasehat menasehati
Sesama pengurus masjid juga perlu saling menasehati. Apabila ada pengurus yang berbuat kesalahan dan kekeliruan dalam melaksanakan tugas, ia harus dengan senang hati menerima teguran dan saran-saran dari pengurus yang lain. Dalam kapasitas sebagai Ketua, misalnya, ia berwenang menegur dan menasehati stafnya, tetapi di sisi lain diapun harus bersedia dinasehati, menerima saran dan bila perlu kritik dari stafnya, tanpa harus merasa tersinggung dan marah Hidupnya suasana saling pengertian, tolong-menolong dan saling menasehati sesama pengurus memungkinkan seluruh pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan baik, lancar dan mencapai sasaran yang telah digariskan. Kekompakan pengurus masjid akan terpelihara dengan ajeg jika seluruh personil bersungguh-sungguh membinanya dan melestarikannya. Sebaliknya, apabila pengurus mengabaikannya yang akan terjadi tentunya rod a organisasi menggelinding secara terpatah-patah.***risalahmasjid/sumber jurnal oleh Aziz Muslim